Penomena lebaran atau yang lebih
dikenal dengan pulang mudik di kalangan Bangsa Indonesia, ternyata bukan
sekedar milik umat islam semata, tetapi lebaran di Indonesia sudah menjadi tradisi
budaya nasional, yang semua orang ikut terlibat dalam merayakannya. Tak peduli dari suku dan agama apa saja mudik sudah menjadi kebutuhan setiap orang. Apalagi para
pedagang yang nota bene kebanyakan orang – orang cina turunan mereka begitu
antusias untuk mempersiapkan pernak - pernik kebutuhan lebaran. Ini merupakan berkah datangnya bulan suci ramadhan. Alhamdulillah.
Penyambutan lebaran yang merupakan
acara tahunan ini menyedot perhatian khusus bagi pemerintah dalam memberikan
pelayanan yang istimewa bagi para pemudik. Coba bayangkan pemerintah dengan antusias mempersiapkan
sarana dan prasarana jalan dengan memperbaiki jalan – jalan yang rusak,
melebarkannya. Seakan – akan jalan itu tidak akan diperbaiki kalau belum
datangnya hari lebaran. Inipun berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.
Sarana transfortasi dan akomodasi
dari kelas embek sampai exekutif juga tidak kalah pentingnya bahkan hampir
semua instansi dan perusahaan – perusahaan juga memberikan layanan bagi para
karyawannya dengan menyediakan sarana transfortasi dan akomodasi gratis untuk
pulang mudik. Ini juga berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.
Belum lagi aparat keamanan juga
dipersiapkan untuk mengantisifasi hal – hal yang tidak diinginkan sehingga
diharapkan dalam menghadapi lebaran ini semua bisa berjalan dengan lancar dan
tidak ada hal – hal yang tidak diinginkan. Polisi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, mengatur arus lalu lintas juga tentara untuk membantu
pengamanan dalam memberikan rasa aman bagi para pemudik dalam perjalanannya.
Ini juga berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.
Belum lagi petugas kesehatan juga
tidak kalah sibuknya mereka menyiapkan para dokter dan perawat, disiapkan di pos
– pos pelayanan kesehatan gratis baik dari pemerintah maupun dari oraganisasi
masa apalagi dari para partai – partai juga tidak ketinggalan, tidak mau kalah
untuk menarik masa mencari simpati mengumpulkan suara, dengan harapan agar bisa
menang dalam pemilihan jagonya. Ini juga berkah bulan Ramadhan Alhamdulillah.
Pendek kata semua lapisan
masyarakat semua sibuk untuk menyambut datangnya hari lebaran, dan semua itu
berkah datangnya bulan suci Ramadhan. Sebab tanpa Ramadhan tidak ada yang
namanya “ Lebaran “, maka bersyukurlah kita dengan bulan ramadhan yang membawa
berkah bagi semua manusia, bukan hanya orang – orang islam saja. Tapi seluruh
manusia merasakan berkahnya bulan Ramadhan. Alhamdulillah.
Namun yang lebih penting dari
semua itu lebaran adalah merupakan ajang silaturahmi bagi masyarakat. Mereka
rela dengan susah payah, mengorbankan banyak biaya untuk mudik sekedar bertemu
dengan sanak saudara yang sudah lama tidak bertemu. Ini merupakan salah satu
ajang silaturahmi yang sangat manjur untuk mrempererat tali persaudaraan sehingga
memberikan makna tersendiri. Ini juga berkah bulan Ramadhan. Alhamdulilah.
Suasana lebaran dimana kita bisa
berkumpul dengan seluruh anggauta keluarga kita yang terpencar jauh, bisa berkumpul:
kakek, nenek, bapak, ibu, anak, cucu, bahkan cicit. Pakdhe, budhe, paman,
tante, dan semua sanak kerabat, berkumpul, dalam suasana yang fitri. Alangkah
senangnya kita dapat bertemu dengan seluruh anggauta keluarga sehingga kita
bisa bercerita pengalaman dan keadaan kita masing-masing dirantau. Suasana yang
seperti ini saja mampu membuat kita terharu saling merasakan susah senang semua
rasa bercampur aduk sehingga pada akhirnya kita saling memaafkan, mencurahkan
kasih sayang yang begitu tulus dan iklas.
Sehingga kalau kita hayati dibalik semua itu tergambar dalam
benak kita inilah kehidupan kita nanti dihari akhir di mana kita akan mudik berkumpul diharibaan Allah yang Maha Perkasa. Dengan berduyun duyun dan susah
payah agar kita dapat berkumpul dengan sanak-saudara dan handaitaulan yang kita
cintai.
Apakah kita sudah mempersiapkan
bekal untuk mudik ke kampung akaherat ? sementara untuk mudik kekampung halaman saja kita rela mengumpulkan bekal selama setahun kalau tidak ada kita rela
mengada adakan dengan berbagai macam cara tetapi untuk pulang ke kampung
akherat kita malah terlena tidak mau mempersiapkan bekal yang cukup. Padahal
kampung akherat lebih sulit medannya sebab kita belum pernah ke sana, dan kita juga
belum tahu di mana tempatnya. Dan kita akan melalui alam barzah, padang ma’sar,
masih melalui proses hisab, yang gelap tidak ada penerang yang menerangi
kecuali iman.
“ Sudahkah kita mempersiapkan
diri kita dengan iman “ ?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar