Saudaraku ……………………..
Allah berfirman :
وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّـهِ كِتٰبًا مُّؤَجَّلًا ۗوَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِۦ
مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الْءَاخِرَةِ نُؤْتِهِۦ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِينَ ﴿آل عمران:١٤٥﴾
مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الْءَاخِرَةِ نُؤْتِهِۦ مِنْهَا ۚ وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِينَ ﴿آل عمران:١٤٥﴾
Sesuatu yang bernyawa
tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala
dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa
menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu.
Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. ) Ali Imron : 145 )
Saudaraku …………
Kematian yang sangat kita takuti pasti akan datang menjemput
kita, mau tidak mau, senang tidak senang,
siap atau tidak siap, pasti kita akan merasakan kematian itu. Entah kapan dan
dimana kita tidak tahu. Tinggal bagaimana kita menyikapi tentang kematian,
apakah kita akan jadi orang yang beriman atau kita akan jadi orang kafir, atau bahkan
munafik, semua itu tergantung dari diri kita sendiri. Allah tidak akan memaksa
hambanya untuk beriman, kafir ataupun munafiq. Sebab kita telah diberi akal untuk
memilih sendiri tentang jalan hidup kita. Jadi jangan sampai menyesal nanti
bila kita sudah menghadap Allah kemudian kita meminta untuk ditangguhkan
tentang kematian kita, dengan alasan agar bisa berbuat kebaikan barang sesaat.
Hal yang demikian itu tidak akan mungkin terjadi.
Saudaraku ……….
Kematian juga bukan disebabkan karena penyakit, semua yang menyebabkan
kematian itu hanyalah sebab / lantaran, atau jembatan, pada hakekatnya umur kita telah ditetapkan
oleh Allah dan akan di cabut dengan lantaran : penyakit, dibunuh, tabrakan,
tenggelam, atau terbakar, semua itu hanyalah lantaran kematian. Kalau saja
kematian yang menimpa seseorang itu disebabkan karena terbunuh diluar rumah,
walaupun mereka saat ini berada didalam rumah, pasti mereka akan keluar rumah
untuk menemui kematiannya dengan cara dibunuh diluar rumah. Jadi jangan berkata
“ Dia mati karena sakit jantung, kanker, darah tingi, dll “ ? Ternyata
kenyataannya banyak orang yang sakit jantung matinya tidak karena jantungan tapi
karena terbunuh, atau kena peluru nyasar, bahkan baru minum kopi pun bisa mati.
Masalah mati itu adalah urusan Allah, yang perlu kita persiapkan adalah
sudahkah kita siap menghadapi kematian kapan dan dimanapun dengan “ iman “. Sekali lagi dengan “ iman “ !, tanpa
iman sia – sialah hidup kita di dunia ini. Sebab nanti dihari akhir yang akan
dimintai pertanggung jawaban tentang umur kita adalah iman. Karena kita telah
berjanji saat dalam kandungan bahwa kita akan beriman dan patuh serta taat
kepada perintah Allah selama hidup di dunia ini. Dan janji itu kita ikrarkan saat
kita masih berada di alam rahim ibu kurang lebih saat umur 4 bulan.
Saudaraku ……….
Mumpung kita masih diberi kesempatan oleh Allah, dimana kita
masih dengan enak menghirup udara yang gratis ini dengan sedat sedut, tanpa
kita sadari bahwa itu adalah salah satu nikmat Allah. Coba bayangkan tatkala
kita sudah tersengal dalam mengambil nafas satu kali sedotan saja kita sudah
bingung seluruh keluarga dibuat panik dengan segala upaya mereka berusaha untuk
mengembalikan agar kita bisa bernafas dengan lega dan apapun yang kita punya
rela kita keluarkan hanya untuk menyelamatkan agar kita dapat kembali menghirup
udara yng bebas ini. Kita dibawa ke rumah sakit dengan bantuan peralatan yang
katanya canggih, di bantu dengan pernapasan oksigen dihidung kita atau dengan
tembakan jantung agar dapat membantu memompa jantung biar bisa bekerja kembali,
kita tidak peduli dengan semua harta kita habis, bahkan masih belum cukup kitapun
rela hutang kesana kemari agar dapat menyelamatkan nafas yang hampir hilang.
Subhanallah padahal saat kita masih segar bugar kita tidak pernah merasakan itu
sebagai sesuatu nikmat, ternyata saat kita sudah susah bernafas kita baru menyadari,
kebingungan bahwa nikmat itu baru kita rasakan.
Saudaraku ………………………..
Kalau kita sudah menyadari bahwa mati bakal menimpa setiap
makluk yang bernyawa dan kita sadar bahwa hidup kita ini hanya sebatas masa
kontrak yang ditentukan Allah mengapa kita masih membangkang perintah Allah.
Padahal kita tidak mempunyai kekuatan untuk mengundurkan waktu barang
sedetikpun jika umur sudah harus kembali kepada Allah. Mengapa kita tidak mempersiapkan
diri untuk kembali dengan cara yang baik ? dengan mentaati dan menjauhi segala
larangan Allah ?. kenapa kita selalu membangkan perintah Allah dan menentangnya,
yang mana kadang – kadang semua pembangkangan dan penentangan kita itu semata –
mata hanya masalah urusan dunia ?!. Mungkin barang kali kita dalam keadaan kekurangan
masalah ekonomi, kedudukan, prestasi, dll. Ingat saudarku Allah tidak memandang
semua itu yang Allah pandang adalah ketaqwaan kita. Kemelaratan, sakit,
prestasi itu bukan merupakan penghalang untuk beriman.
Kurang mlarat apa semua para nabi, semua nabi hampir dalam
keadaan kekurangan kecuali Nabi Daud dan Nabi Sulaiman serta beberapa
keturunannya barangkali. Sakit itu bukan penghalang untuk beriman kurang apa
Nabi Ayub dengan sakitnya, sampai – sampai tinggal tulang dan urat – urat dan
hatinya saja yang masih hidup, namun begitu beliau tetap taat dan iklas
menerima cobaan, Nabi Ayub tetap beriman. Masalah status / kedudukan / Prestasi
kurang apa Siti Masithoh hanya seorang budak / pembantu Raja Firaun, namanya
pembantu juga tetap pembantu, tetapi namanya harum berkat keyakinan yang mantap
bahkan rela direbus di penggorengan dengan minyak yang mendidih. Kurang apa
Lukmanul Hakim, hanya seorang bapak dari kalangan masyarakat biasa yang
mendidik anak – anaknya dengan iman namanya harum dijadikan salah satu surah
dalam Al – Qur’an. Dan masih banyak lagi contoh – contoh para sahabat dan
tabiin, tabiittabiin. Dan ulama – ulama yang ada sekarang juga tidak kurang,
tetapi mengapa mereka beralasan karena kurang ini kurang itu sehingga mereka
lupa dan sibuk dengan pencarian dunia yang tidak akan pernah ada ujung
pangkalnya.
Dan kurang apa pula Firaun seorang Raja yang digdaya hidup
tidak pernah sakit dan mempunyai kekuatan yang sangat besar tetapi tetap akan
memasuki nerakanya Allah dengan siksaan yang tiada tara. Dan masih banyak lagi
contoh contoh yang tidak kami sebutkan satu persatu. Missal Qorun, Haman,
sa’labah dll.
Saudaraku ……………….
Marilah dengan kesempatan umur yang masih tersisa ini kita
manfaatkan untuk mengabdi kepada kebesaran Allah yang telah memberikan karunia
ni’mat kepada kita sampai hari ini. Karena kita tidak tahu kapan Allah akan
memanggil dan dengan cara apa kita akan dipanggil. Untuk iyu mari kita persiapkan dengan segenap
keiklasan dan kerelaan untuk mengabdi kepada – Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar