“ Harta Jadi
Penghalang Saat Sakaratul Maut “
وَأَنْفِقُوا
مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ
رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ
وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ
Dan
belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya
Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?" ( Al – Munaafiquun : 63 : 10 )
حَتَّى
إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
Demikianlah
keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang
dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), ( QS :
Al Mu’minuun : 23 : 99 ).
Saudara
……………………………..
Manusia
itu sungguh sangat mencintai dunia melebihi dari yang menciptakan dunia.
Padahal dunia tidak membawa manfaat dikala mereka akan kembali menghadap Sang
Pencipta, bahkan menjadi penghalang disaat sakaratul maut. Namun demikian
manusia baru tersadar setelah Malaikat juru pati menghampiri dirinya dimana
saat itu mereka sedang berkutit dengan nyawanya yang dipaksa keluar dari jasad. Saat itulah manusia
merasa ketakutan yang luar biasa dan minta ditangguhkan umurnya barang sesaat dengan
harapan bisa berbuat kebaikan dengan harta yang dimiliki.
Kita
sebagai orang yang beriman janganlah harta, istri dan anak – anak sebagai
penghalang dalam beribadah kepada Allah. Tapi jadikanlah semua itu sebagai
ladang amal ibadah untuk kesempurnaan pengabdian kita kepada Allah SWT.
Janganlah kita mencintai mereka berlebihan tetapi cintailah mereka sebagai rasa
sayang yang sifatnya hanya untuk mendapatkan kenikmatan dalam menempuh hidup di dunia
ini. Sebab mereka semua yang kita cintai akan meninggalkan kita atau sebaliknya kita yang akan
meninggalkan mereka. Tinggal waktu yang menentukan apakah kita atau mereka yang duluan pergi.
Saudaraku
………………………….
Mencintai
harta yang berlebihan sama saja kita diperbudak oleh harta itu sendiri, padahal
semestinya harta itu yang harus kita perbudak untuk dimanfaatkan dalam memenuhi
kebutuhan hidup kita, memudahkan hidup kita, baik di dunia maupun di akherat kelak. Contoh kita punya mobil karena sayangnya kepada mobil, maka kita sayang untuk memakainya kita hanya puas dengan melihat mengelap dan bangga bahwa mobil kita paling bagus dan mahal. Kalau
kita yang diperbudak harta maka kita akan cape untuk mengurus, merawat,merasa takut kehilangan
dan kalau benar hilang maka merasa menyesal yang sangat luar biasa, yang
membuat dirinya bisa stres.
Jangan sampai diakhir perjalanan hidup kita, dimana
saat kita sudah dalam keadaan sakaratul maut, baru sadar dan memohon kepada Allah untuk ditangguhkan umur
kita barang sesaat agar dapat berbuat kebaikan.
Apakah
benar seandainya kita diberi tangguh untuk hidup kembali kita benar – benar
akan berbuat kebaikan seperti janji kita
? itu adalah kebohongan yang nyata pada setiap diri manusia yang ingkar, yang
tidak beriman kepada Allah. Seandainya benar diberi tangguh mereka hanya akan bilang :
“
Alhamdulillah saya selamat padahal tadi atau kemarin hampir saja mati. Tapi aku
masih bisa hidup kembali dengan pertolongan ini dan itu, coba kalau tidak aku
sudah mati “.
Jadi
andaikata Allah memberi kesempatan untuk hidup kembali manusia itu pasti lupa atau
pura – pura lupa dengan apa yang dijanjikan, dan mereka tetap pelit, bakhil
dengan hartanya. Itulah sifat manusia di saat bahaya mengancam dirinya mereka
selalu berjanji dengan segala macam janji, tapi kalau sudah lepas dari bahaya
mereka lupa atau sengaja memang pura – pura lupa.
Dapat
diibaratkan seperti orang yang kehilangan dompet karena dicuri atau di rampok,
kemudian ada orang yang datang meminjam uang. Padahal dia itu memang terkenal
sangat kikir dan raja tega :
“
Bu tolong saya dipinjami uang buat anak saya besuk mau bayaran sekolah “.
Orang
itu pasti akan berkata :
“
Aduh bu dompet saya tadi baru dicopet, Coba seandainya dompet saya tadi tidak
hilang pasti sudah saya kasih, dan g a usah pinjam dari pada hilang lebih baik saya
kasih “.
Kata
– kata seperti itu sudah menjadi klise
dalam kehidupan manusia sehari - hari, barang sudah tidak ada baru bisa bilang
seandainya masih ada. Padahal kalau ada jangankan ngasih dipinjam saja walaupun
ada bilang tidak ada. Hal semacam itu bukan hanya untuk kita – kita saat ini
saja, pada zaman Fir’aun pun juga sama minta tangguh saat sudah sakaratul maut, mau
mati di tengah laut baru beriman. Semua sudah terlambat, padahal Allah telah memperingatkan dengan berbagai macam peristiwa agar mau tobat !!!!
Saudaraku
,……………………………….
Harta
memang perlu untuk kebutuhan hidup manusia, kalau perlu carilah harta sebanyak
– banyaknya tapi ingat bahwa dibalik harta yang kita miliki itu masih ada hak –
hak orang lain yang harus kita keluarkan : hak anak yatim, hak janda – janda tua, hak fakir – miskin, dan
lain – lain, maka kita wajib mengeluarkan zakat, infaq dan shodaqoh untuk
membersihakan harta kita.
Sabda
Rasulullah :
“
Carilah duniamu seakan – akan kamu akan hidup selamanya, tapi ingatlah akheratmu
seakan – akan kamu akan mati besuk “
Inilah
keseimbangan yang diajarkan oleh islam dalam memandang kehidupan ini harus
benar – benar seimbang. Jangan berlaku kikir sebab kikir itu tidak akan
mendatangkan berkah, sementara loyal, dermawan itu akan membawa kebaikan untuk lingkungan
dan diri sendiri. Dan Allah berjanji bahwa dengan zakat infaq dan shadaqoh,
tidak akan mengurangi harta kita, bahkan akan dikembalikan yang berlipat –
lipat.
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ
سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ
عَلِيمٌ
Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir:
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al – Baqarah : 2 : 261
)
Itulah janji
Allah, dan janji Allah itu pasti benar adanya.
Saudaraku ……………………………………..
Apakah kita
tidak boleh kaya ? wow wajib. Orang beriman itu harus kaya, kalau tidak kaya
akan menjadi beban orang lain dan akan merendahkan harga diri kita. Bagaimana kita
bisa tenang menghdapi hidup ini kalau kita miskin ? padahal zaman ini semua harus
serba dibeli dengan uang tanpa uang kita akan sia – sia, untuk makan susah,
menyekolahkan anak susah, boro – boro bisa zakat, infaq, shodaqoh, pergi haji dan lain – lain. Cuma yang
jadi masalah adalah jangan pelit dengan harta dan jangan mencintai harta
melebihi yang memberi harta. Seimbangkanlah untuk urusan dunia dan akhirat.
Wassalam……………………………………………..