Senin, 25 Juni 2012

" Harta Jadi Penghalang Saat Sakaratul Maut "


“ Harta Jadi Penghalang Saat Sakaratul Maut “

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ 
وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"   ( Al – Munaafiquun : 63 : 10 )
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ

Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), ( QS : Al Mu’minuun : 23 : 99 ).

Saudara ……………………………..

Manusia itu sungguh sangat mencintai dunia melebihi dari yang menciptakan dunia. Padahal dunia tidak membawa manfaat dikala mereka akan kembali menghadap Sang Pencipta, bahkan menjadi penghalang disaat sakaratul maut. Namun demikian manusia baru tersadar setelah Malaikat juru pati menghampiri dirinya dimana saat itu mereka sedang berkutit dengan nyawanya yang  dipaksa keluar dari jasad. Saat itulah manusia merasa ketakutan yang luar biasa dan minta ditangguhkan umurnya barang sesaat dengan harapan bisa berbuat kebaikan dengan harta yang dimiliki.

Kita sebagai orang yang beriman janganlah harta, istri dan anak – anak sebagai penghalang dalam beribadah kepada Allah. Tapi jadikanlah semua itu sebagai ladang amal ibadah untuk kesempurnaan pengabdian kita kepada Allah SWT. Janganlah kita mencintai mereka berlebihan tetapi cintailah mereka sebagai rasa sayang yang sifatnya hanya untuk mendapatkan kenikmatan dalam menempuh hidup di dunia ini. Sebab mereka semua yang kita cintai akan meninggalkan kita atau sebaliknya kita yang akan meninggalkan mereka. Tinggal waktu yang menentukan apakah kita atau mereka yang duluan pergi.

Saudaraku ………………………….

Mencintai harta yang berlebihan sama saja kita diperbudak oleh harta itu sendiri, padahal semestinya harta itu yang harus kita perbudak untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan hidup kita, memudahkan hidup kita, baik di dunia maupun di akherat kelak. Contoh kita punya mobil karena sayangnya kepada mobil, maka kita sayang untuk memakainya kita hanya puas dengan melihat mengelap dan bangga bahwa mobil kita paling bagus dan mahal. Kalau kita yang diperbudak harta maka kita akan cape untuk mengurus, merawat,merasa takut kehilangan dan kalau benar hilang maka merasa menyesal yang sangat luar biasa, yang membuat dirinya bisa stres. 

Jangan sampai diakhir perjalanan hidup kita, dimana saat kita sudah dalam keadaan sakaratul maut, baru sadar dan memohon kepada Allah untuk ditangguhkan umur kita barang sesaat agar dapat berbuat kebaikan.
Apakah benar seandainya kita diberi tangguh untuk hidup kembali kita benar – benar akan  berbuat kebaikan seperti janji kita ? itu adalah kebohongan yang nyata pada setiap diri manusia yang ingkar, yang tidak beriman kepada Allah. Seandainya benar diberi tangguh mereka hanya akan bilang :

“ Alhamdulillah saya selamat padahal tadi atau kemarin hampir saja mati. Tapi aku masih bisa hidup kembali dengan pertolongan ini dan itu, coba kalau tidak aku sudah mati “.

Jadi andaikata Allah memberi kesempatan untuk hidup kembali manusia itu pasti lupa atau pura – pura lupa dengan apa yang dijanjikan, dan mereka tetap pelit, bakhil dengan hartanya. Itulah sifat manusia di saat bahaya mengancam dirinya mereka selalu berjanji dengan segala macam janji, tapi kalau sudah lepas dari bahaya mereka lupa atau sengaja memang pura – pura lupa.

Dapat diibaratkan seperti orang yang kehilangan dompet karena dicuri atau di rampok, kemudian ada orang yang datang meminjam uang. Padahal dia itu memang terkenal sangat kikir dan raja tega :

“ Bu tolong saya dipinjami uang buat anak saya besuk mau bayaran sekolah “.

Orang itu pasti akan berkata :

“ Aduh bu dompet saya tadi baru dicopet, Coba seandainya dompet saya tadi tidak hilang pasti sudah saya kasih, dan g a usah pinjam dari pada hilang lebih baik saya kasih “.

Kata  – kata seperti itu sudah menjadi klise dalam kehidupan manusia sehari - hari, barang sudah tidak ada baru bisa bilang seandainya masih ada. Padahal kalau ada jangankan ngasih dipinjam saja walaupun ada bilang tidak ada. Hal semacam itu bukan hanya untuk kita – kita saat ini saja, pada zaman Fir’aun pun juga sama minta tangguh saat sudah sakaratul maut, mau mati di tengah laut baru beriman. Semua sudah terlambat, padahal Allah telah memperingatkan dengan berbagai macam peristiwa agar mau tobat !!!!

Saudaraku ,……………………………….

Harta memang perlu untuk kebutuhan hidup manusia, kalau perlu carilah harta sebanyak – banyaknya tapi ingat bahwa dibalik harta yang kita miliki itu masih ada hak – hak orang lain yang harus kita keluarkan : hak anak yatim,  hak janda – janda tua, hak fakir – miskin, dan lain – lain, maka kita wajib mengeluarkan zakat, infaq dan shodaqoh untuk membersihakan harta kita.

Sabda Rasulullah :
“ Carilah duniamu seakan – akan kamu akan hidup selamanya, tapi ingatlah akheratmu seakan – akan kamu akan mati besuk “

Inilah keseimbangan yang diajarkan oleh islam dalam memandang kehidupan ini harus benar – benar seimbang. Jangan berlaku kikir sebab kikir itu tidak akan mendatangkan berkah, sementara loyal, dermawan itu akan membawa kebaikan untuk lingkungan dan diri sendiri. Dan Allah berjanji bahwa dengan zakat infaq dan shadaqoh, tidak akan mengurangi harta kita, bahkan akan dikembalikan yang berlipat – lipat.

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al – Baqarah : 2 : 261 )
Itulah janji Allah, dan janji Allah itu pasti benar adanya.

Saudaraku ……………………………………..

Apakah kita tidak boleh kaya ? wow wajib. Orang beriman itu harus kaya, kalau tidak kaya akan menjadi beban orang lain dan akan merendahkan harga diri kita. Bagaimana kita bisa tenang menghdapi hidup ini kalau kita miskin ? padahal zaman ini semua harus serba dibeli dengan uang tanpa uang kita akan sia – sia, untuk makan susah, menyekolahkan anak susah, boro – boro bisa zakat, infaq, shodaqoh, pergi haji dan lain – lain. Cuma yang jadi masalah adalah jangan pelit dengan harta dan jangan mencintai harta melebihi yang memberi harta. Seimbangkanlah untuk urusan dunia dan akhirat.

Wassalam……………………………………………..

Sabtu, 23 Juni 2012

Bunga Cirebon


Saudaraku cerita ini saya sadur dari buku  : Babad Tanah Sunda  / Babad Cirebon.
Penyusun : P.S. Sulendraningrat. Mohon maaf bila ada kekhilafan dalam penyuntingan atau alur cerita.

1.       NEGARA PAJAJARAN

Pertama – tama yang diceritakan perjalanan hidup Pangeran Walang Sungsang, hingga datang ceritaan Yang Sinuhun Susuhunan Cirebon.
Adapun yang dibuka oleh cerita ini adalah menceritakan suatu Praja / Kerajaan di Pejajaran Ratu Agung tanah Sunda yang bernama Sri Sang Ratu Dewata Wisesa, masyhur di sebut : “ Sri Maha Prabu Siliwangi “. Beristri tiga orang  : Ambetkasih, Aci Bedaya, dan Permaisuri Ratu Subanglarang. Sang Prabu berputra empat puluh orang.

Ambetkasih istri pertama putri Ki Gedeng Sindangkasih, seorang Syah Bandar di Cirebon yang sangat terkenal dan mempunyai kekuasaan yang kuat dan besar.

Subang larang istri kedua putri Ki Gedeng Tapa, cucu dari Ki Gedeng Sindangkasih. Subanglarang sebagai permaisuri Sang Baduga Prabu Siliwangi. Berputra tiga orang : Raden Walangsungsang, Nyai Larasantang, dan Raden Raja Sangara.

Acibedaya / aciputih putrid dari Ki Dampu Awang

Pada suatu pasewakan agung  di mana semua sentana raja menghadap Sang Prabu bersabda : “ Wahai anakku Walangsungsang , aku lihat engkau bermuram durja , semu prihatin tidak sama dengan sesama yang kumpul duduk. Apa yang menjadi kesedihan engkau, bukankah engkau calon Prabu Anom yang bakal memangku Negara ? atau ada putri yang engkau inginkan, beritahu saja  sama kanjeng rama putri mana yang engkau sukai, jangan engkau bersedih hati tidak baik bagi seorang pangeran bersedih hati, hanya akan membuat pribawa kraton suram “.

Sang putra menjawab dengan kidmad sambil menundukkan kepala : “ Duhai Gusti, murka Dalem yang hamba mohon, karena tadi malam hamba bermimpi bertemu dengan seorang lelaki yang elok dan Agung memberi wejangan Agama Islam sareat Jeng Nabi Muhammad yang jadi utusan Yang Widi, namun menyesal sekali belum tuntas hamba telah terjaga. Sekarang hamba rindu sekali kepada Agama Islam ,dan ingin belajar mengingat tidak adanya guru untuk meneruskan pelajaran Agama Islam itu , maka mohon izinkan hamba untuk mencari “.

Sang Prabu berkata sambil tersenyum : “ Wahai Walang sungsang anakku engkau anak muda jangan  terlanjur, engkau kena sihir , kena bius Muhammmad yang mengaku anutan , yang jadi dutanya Widi, sungguh dusta seenak nafsunya , karena anutan itu sesungguhnya ya  : “ Yuang Brahma, Yuang Wisnu “ itu sesungguhnya agama Dewa yang mulia. Yang Jagat Nata Pangerannya orang setriloka. Sejak dahulu hingga sekarang para leluhur tidak menghendaki robah “.

Walangsungsang menjawab sambil menyembah : “ Duhai Gusti mohon ampunan Dalem, pengerian , kebijaksanaan dan pemaafan Dalem yang hamba mohonkan, karena hamba lebih condong / suka sareat  Jeng Nabi Muhammmad dan sesungguhnya Illahi yang wajib disembah itu melainkan Allah yang tiada sekutu sesama yang baharu ( makluk ) “.

Sang Prabu murka , karena Sang Putra tidak patuh, bertentangan dengan agamanya . sang Putra dimarahi dan diusir dari Praja Pejajaran.Walangsungsang menjadi suka hati , segera pamit , menghindar dari hadapan Sang Prabu keluar sudah dari Istana, terus berjalan masuk hutan keluar hutan naik gunung turun gunung menuju kearah timur .

Ratu Mas Rarasantang sedang rindu kepada kakaknya, Walangsungsang , menangis siang malam selama empat hari akhirnya Rarasantang bermimpi bertemu dengan seorang lelaki pula yang berupa satria lagi berbau harum memberi pelajaran agama Islam, menyuruh berguru sareat Jeng Nabi Muhammad dan diramal kelak mempunyai suami Ratu Islam dan akan mempunyai anak lelaki yang punjul . Rarasantang segera terbangaun , ingat kepada impiannya  lalu keluar dari kraton ,tanpa ada yang tahu menyusul kakaknya Walangsungsang terus berjalan.

Diceritakan didalam kraton geger panik, karena Sang Putri menghilang meloloskan diri tanpa bekas . Jeng Ratu Subanglarang sangat sedih hatinya menangis menyungkemi Sang Prabu karena kedua putranya hilang. Sang Prabu kaget sekali, segera memanggil menghadap seluruh para putra sentana, Patih , Bupati, para wadya berkumpul Sang Prabu berkata : “ Hai Patih Argatala , Dipati Siput, sekarang carilah Putraku, Dewi Rarasantang hilang dari kraton dan Walangsungsang disuruh pulang. Sungguh jangan pulang bila tidak membawa kedua putraku “.

Patih Argatala menjawab sendika. Ia segera keluar dari kraton mengumumkan kepada seluruh para wadyabala di Pajajaran.  Seluruh rakyat Pajajaran geger dan  panik  lalu seluruh sentona  punggawa menyebar keberbagai penjuru mencari kedua putra Sang Prabu. Patih Argatala mencarinya dengan laku bertapa menuruti perjalanan pendeta. Dipati Siput mencarinya memasuki hutan menuruti perjalanan khewan. Para putra pada bertapa atau berlaku sebagai dukun, sebagian membangun kerajaan. Para wadyabala bubar ke masing – masing tujuannya mereka takut tidak berani pulang sebelum mendapat karya.